Kamis, 26 Januari 2012

Analisis Jurnal Efisiensi Produksi Kentang di Provinsi Aceh


Nama : Sartika
NPM  : 26210394
Kelas : SMAK-04


Judul   : Efisiensi Produksi Kentang di Provinsi Aceh
Tahun  : 2010
Tema   : Pengelolaan produksi kentang di Provinsi Aceh yang belum efisien karena kendala teknis dan nonteknis.

Latar Belakang Masalah
Provinsi Aceh memiliki sumber daya kentang yang melimpah, namun ironisnya sumber daya tersebut belum memilki kontribusi yang signifikan dalam membangun perekonomian di Provinsi Aceh.
Dalam memanfaatkan dan mengolah potensi sumber daya kentang terdapat berbagai macam kendala, kendala utamanya yaitu kurang sarana produksi benih, pupuk, teknologi, dan terdapat kelebihan penggunaan pestisida dan tenaga kerja.
Menurut saya jurnal ini menarik untuk dianalisis karena perlunya penanganan khusus dalam memanfaatkan berbagai macam potensi sumber daya yang ada di alam Indonesia pertiwi ini, khususnya sumber daya kentang yang melimpah karena cocok dengan keadaan alam di Provinsi Aceh. Seharusnya pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk memanfaatkan potensi kentang yang melimpah dengan memberikan pendidikan dan informasi yang lengkap dalam pemanfaatan sumber daya tersebut.

Metologi
            penelitian menggunakan data primer Lokasi Penelitian dilakukan di Kabupaten sentra produksi kentang di Provinsi Aceh yaitu di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Objek penelitian adalah pelaku pengembangan usahatani kentang meliputi: petani, pedagang input, pedagang output, transportasi, dan sumber informasi lainnya.

adalah rata-rata harga input produksi dan harga output, sedangkan Y dan Xi adalah rata-rata ukur output dan input produksi dari data lapangan (sampel penelitian).

Hasil dan Analisis
            Kentang memiliki prospek yang baik untuk dimanfaatkan secara optimal karena permintaan pasar yang tinggi seiiring dengan pertumbuhan penduduk, kentang dibutuhkan sebagai sebagai bahan pangan bergizi tinggi, bahan baku industri pengolahan pangan, komoditas ekspor non migas, dan sumber pendapatan petani. Bahkan kentang menjadi tanaman kedua setelah jagung yang ditanam di banyak negara termasuk di Indonesia yang dianugerahi kondisi iklim yang kondusif untuk menanam kentang. Namun ironisnya pengembangan efisiensi dan tingkat produktivitas kentang di Provinsi Aceh berjalan lambat karena berbagai kendala seperti sarana produksi yang kurang memadai, ketidaksesuaian budidaya, harga jual rendah, dan fluktuasi harga yang tinggi di tingkat petani. Para petani kentang memerlukan perhatian lebih dalam penyuluhan pendidikan dan informasi yang tepat dalam pengolahan kentang, lalu perlu mencari solusi untuk mengatasi kendala modal yang dialami para petani kentang khususnya di Provinsi Aceh. Untuk mewujudkan efesiensi kentang di Provinsi Aceh maka hal utama yang dilakuakn adalah menyukseskan para petani kentang dalam produksi, para petani harus menguasai pemakaian sarana produksi dan menggunakan teknologi yang tepat.
            Penggunaan pupuk, insektisida, tenaga kerja, dan tekhnologi yang merupakan peningkatan penggunaan sarana produksi tersebut akan meningkatkan produksi kentang di Provinsi Aceh. Tingkat produksi kentang sangat dipengaruhi oleh kualitas bibit kentang yang dipakai, dan karena keterbatasan penyedian bibit, maka setiap penambahan luas lahan, akan menurunkan tingkat produktivitas tanaman kentang. Kendala dalam produksi kentang pula yaitu kurangnya ketersediaan pupuk yang dimiliki petani, Pemakaian pestisida yang berlebihan  dapat menurunkan tingkat produktivitas tanaman kentang di Provinsi Aceh.

Kesimpulan dan Rekomendasi
Dalam mencapai efisiensi pada produksi kentang maka  faktor produksi yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi kentang di Provinsi Aceh, yaitu jumlah bibit, jumlah pupuk, penggunaan tenaga kerja dan tingkat penerapan teknologi. Selanjutnya tiga faktor produksi lainnya, yaitu luas lahan, insektisida dan fungsi tidak berpengaruh secara signifikan, seperti yang telah diuraikan di atas. Penulis jurnal telah memaparkan secara rinci mengenai permasalah teknis dan non teknis dalam mewujudkan produ kentang yang efisien, sebaiknya di tambah lebih banyak solusi untuk menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut.

Tugas Teori Ekonomi2  Dr. prihantoro 



Marginal Utility


DISUSUN OLEH:
SARTIKA                              2621 0394
CANDY GLORIA                             2121 0516
DEWI MAYASARI              2121 0907
DIAN FEBRIYANTO PUTRA                    2121 0956
MICHAEL ALEXANDER                           2421 0380
SIDIK NUR FAJRI                           2921 0760

Marginal Utility. Setiap barang dan jasa berguna sebagai pemuas kebutuhan manusia, tinggi rendah nilai suatu barang tergantung dari seseorang yang memilki berbagai macam kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.  Suatu barang akan berarti bagi seseorang apabila terdapat daya guna (utility), dan besar kecilnya daya guna tersebut tergantung dari seseorang yang bersangkutan. Marginal utility yaitu ketika mengkonsumsi suatu barang makin lama semakin rendah ketika penambahan konsumsi dilakukan terus-menerus sampai batas optimal maka akan terjadi pertambahan daya guna yang negative atau hukum pertambahan daya guna menurun (the law of diminishing marginal utility) atau hukum Gossen I.

Konsumen cenderung mempertimbangkan pengorbanan yaitu harga yang harus dibayar dengan manfaat ekonomis barang/jasa yang di dapat. Terdapat hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsikan dan manfaat kepuasan yang diperoleh. Hal ini berpengaruh terhadap perilaku konsumen, khususnya berapa yang akan dibelinya dari barang/jasa tertentu. Marginal utilitas ini berkaitan dengan menjawab kasus seperti air yang merupakan sumber utama kehidupan kurang berharga dibandingkan dengan intan permata hal ini dapat diartikan bahwa sesuatu yang melimpah akan mengurangi nilai suatu barang dibandingkan permata yang langka. Namun ketika ada daerah yang kekurangan air maka harga air menjadi mahal karena hal ini berhubungan dengan kebutuhan air yang menjadi langka. ketika seseorang haus maka dia akan membutuhkan air, setelah meminum air beberapa gelas maka dia akan merasa puas namun ketika di paksa untuk meminum air lebih banyak lagi maka terjadi penurunan kebutuhan akibat melebihi kebutuhan optimal sehingga berlaku hukum pertambahan daya guna menurun. Seorang Dalam hal menambah konsumsinya maka yang akan terjadi ada adalah kepuasan akan menurun, dan jika ia terus menambah minumannya, lama-lama kepuasan akan mengalami penurunan terus bahkan sampai berslope negativ (dilukiskan dengan kurva indiferen).

Teori nilai guna (utility) merupakan suatu teori ekonomi yang berbicara tentang kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari tindak konsumsi yang dilakukannya. Saat kepuasan tersebut semakin tinggi maka semakin tinggi juga nilai gunanya dan sebaliknya. Seperti yang kita ketahui, bahwa nilai guna  dibedakan atas 2, yaitu:
·         Marginal utility (kepuasan marginal)
à  Pertambahan kepuasan karena adanya pertambahan penggunaan satu unit barang tertentu da;lam upaya pemenuhan kebutuhan. Biasanya dikenal dengan MU.
·         Total utility (total utility)
à Keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari tindak konsumsi yang dilakukan terhadap sejumlah barang-barang tertentu. Biasanya dikenal dengan TU.
            Hukum marginal utility yang semakin menurun / Law of Diminishing Marginal Utility: “Jika tambahan nilai guna (MU) yang didapatkan dari konsumsi seseorang akan suatu barang secara berkala menjadi semakin menurun apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya yang mana akhirnya tambahan nilai guna (MU) tersebut akan memiliki slope negatif.”


           
         tugas teori ekonomi 2  prihantoro  





REFERENSI