Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan 2
Kelompok :
Analisis Jumlah Rekening Tabungan Masyarakat 10 Tahun Terakhir. Dalam artikel ini penulis akan menganalisis jumlah rekening
tabungan (rupiah) masyarakat sepuluh tahun terakhir, yakni tahun 2002 sampai
dengan tahun 2011. Data yang penulis soroti adalah jumlah rekening tabungan
(rupiah) masyarakat di bank yang dikategorikan berdasarkan kepemilikannya (bank
BUMN, bank swasta nasional, bank joint
venture, dan bank pemerintah daerah). Data di penulis peroleh di www.bi.go.id. Berikut ini adalah diagram pie pemetaan jumlah rekening tabungan
(rupiah) masyarakat tahun 2002-2011.
Sedangkan berikut ini adalah grafik
rekening tabungan (rupiah) masyarakat dari tahun ke tahun (2002-2011):
Grafik Jumlah Rekening
Tabungan (Rupiah) Masyarakat dari Tahun ke Tahun (2002-2011)
Berdasarkan diagram pie dan grafik diatas, muncul beberapa
pertanyaan yang hendak penulis analisis. Pertama, berdasarkan diagram pie
mengapa masyarakat lebih banyak memilih bank BUMN?. Kedua, berdasarkan grafik diatas, terlihat jelas terjadi peningkatan
jumlah tabungan setiap tahunnya di berbagai bank akan tetapi pada kurun waktu
2005 terjadi penurunan terutama di bank BUMN dan bank milik swasta
nasional. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan apa penyebab penurunan jumlah
rekening tabungan tersebut terjadi? Dan yang ketiga adalah, berdasarkan grafik diatas
terlihat jelas bahwa slope (kemiringan kurva) yang dibentuk oleh bank BUMN dan
bank milik swasta nasional lebih curam dibandingkan dengan bank joint venture dan bank pemerintah daerah
yang lebih landai. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa kurva jumlah rekening
bank BUMN dan swasta nasional lebih fluktuatif dan lebih curam kemiringannya
dibandingkan dengan bank joint venture dan
bank pembangungan daerah yang cenderung lebih landai dan statis?
Analisis :
Pertama yang akan penulis analisis adalah,
diagram pie yang menunjukan pemetaan
jumlah tabungan masyarakat. Terlihat jelas dalam diagram tersebut rekening
tabungan masyarakat terbesar terdapat di bank BUMN dengan persentase 48%, kedua
adalah di bank milik swasta nasional dengan persentase 44%, ketiga di bank
pemerintah daerah dengan persentase 7%, dan terakhir adalah di bank joint venture
dengan persentase 1%. Jumlah persentase tertinggi adalah di bank BUMN, dan
terendah adalah di bank joint venture.
Yang akan penulis analisis adalah, mengapa masyarakat lebih memilih bank BUMN pada
bank lain untuk menyimpan tabungannya?
Dalam memilih bank untuk dijadikan tempat menabung, banyak faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut. Faktor-faktor itu antara lain:
- kepercayaan masyarakat
- keamanan dana
- kualitas pelayanan
- fasilitas
- teknologi
- suku bunga
Kepercayaan masyarakat adalah faktor
utama pemilihan suatu bank, masyarakat lebih banyak untuk memilih bank BUMN
atau pemerintah karena bank BUMN dianggap lebih solid dalam menghadapi krisis.
Kesolidan suatu bank dapat dilhat dari neraca keuangannya, kinerja bank
tersebut, kemampuan likuiditas, solvabilitas, dan profitibilitasnya. Selain
itu, masyarakat lebih percaya untuk menabung di bank BUMN karena dana yang
disimpan aman dan dijamin oleh negara.
Kualitas pelayanan juga menjadi salah
satu faktor pertimbangan masyarakat untuk memilih suatu bank, semakin baik,
ramah, cepat, dan sedikit terjadi kesalahan maka semakin banyak masyarakat yang
memilih bank tesebut. Pelayanan yang diberikan kepada nasabah melalui
kebijakan-kebijakan yang ada di bank pun mempengaruhi. Bank BUMN dikenal dengan
kebijakan-kebijakannya yang lebih berpihak kepada rakyat karena bank BUMN
memang di bawah naungan negara maka dari itu tak heran masyarakat banyak
memilih bank BUMN.
Bank BUMN, bank swasta nasional, dan bank pembangunan daerah
lebih dikenal oleh masyarakat berbagai kalangan dari pada bank joint venture, bank joint venture biasanya kurang dikenal oleh masyarakat menengah
kebawah oleh sebab itu tak heran diagram diatas menunjukan bahwa jumlah
rekening masyakarakat di bank joint
venture terendah. Dalam memilih bank untuk menabung masyarakat juga mempertimbangkan
fasiltas bank tersebut, karena tak dipungkiri dalam kehidupan sehari-hari kita
tidak bisa lepas dari kegiatan perbankan. Contoh sederhananya adalah sekarang
ini masyarakat tidak bisa lepas dari kartu ATM, kartu debit, kartu kredit,
kartu flash, dan fasilitas bank lainnya.
Bank milik BUMN dan swasta nasional lebih
banyak dipilih karena fasilitas-fasilitas tersebut mudah dijangkau dan
ditemunya. Mesin ATM bank BUMN dan swasta nasional dapat ditemukan dengan mudah
baik itu di tempat perbelanjaan, perkantoran, perumahan, POM bensin, dan lain
sebagainya. Sedangkan mesin ATM dan transaksi menggunakan bank joint venture dan bank pemerintah daerah
saat ini masih terbatas dan jarang ditemukan. Maka dari itu banyak masyarakat
yang lebih memilih bank BUMN dan bank milik swasta nasional.
Faktor teknologi
pun ikut ambil dalam menentukan pemilihan bank, karena bank adalah salah satu
badan yang sangat mengikuti perkembangan teknologi, semakin canggih dan cepat
teknologi yang digunakan suatu bank maka semakin banyak pula masyarakat yang
memilih untuk menabung di bank tersebut. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya
teknologi yang canggih, akan semakin mempermudah nasabah untuk melakukan
transaksi.
Contoh perkembangan teknologi di perbankan adalah adanya electronic money dan mobile banking. Dan yang terakhir yang
menjadi faktor pertimbangan pemilihan bank untuk menabung adalah suku bunga
tabungan yang diberikan oleh bank tersebut. Semakin tinggi bunga yang
ditawarkan maka akan semakin banyak nasabah yang tertarik untuk menabung di
bank tersebut. Dari uraian diatas, jelas sekali terpapar alasan mengapa
masyakat lebih banyak memilih bank BUMN dan BUSN untuk menyimpan dananya.
Yang kedua, dari grafik di atas dapat diketahui
bahwa jumlah tabungan di BPD dari tahun ke tahun mengalami kenaikan hingga
tahun 2011. Bank Joint Venture juga
mengalami kenaikan hingga tahun 2011, tetapi kenikannya tidak terlalu
signifikan dan masih terlalu rendah jika dibandingkan dengan bank BUMN, BUSN,
dan BPD. Pada tahun 2002, tabungan di Bank BUMN dan BUSN mengalami kenaikan
hingga tahun 2004 yang kenaikannya dinilai hampir sama. Akan tetapi, di tahun
2005 tabungan di bank BUMN dan BUSN mengalami penurunan. Mengapa bisa
terjadi penurunan? Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
tabungan secara umum, antara lain:
- Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
- Tinggi rendahnya suku bunga tabungan
- Adanya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank
- Inflasi
Hal yang mempengaruhi penurunan
tabungan masyarakat di Bank BUMN dan BUSN di tahun 2005 antara lain:
- Rendahnya pendapatan masyarakat.
- Rendahnya tingkat suku bunga tabungan di bank tersebut.
- Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank BUMN dan BUSN yang mungkin pelayanannya dinilai rendah di tahun tersebut, sehingga masyarakat lebih memilih untuk tidak menyimpan uangnya di bank tersebut.
- Pada tahun 2005 terjadi inflasi terbesar semenjak pasca reformasi dikarenakan kenaikan harga barang kebutuhan meningkat sejalan dengan disusulnya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.
Ada kemungkinan juga masyarakat lebih
memilih menabung di bank Joint Venture atau BPD, hal ini bisa dilihat dari
grafik, terbukti dengan menaiknya jumlah tabungan di kedua bank tersebut
walaupun kenaikannya tidak signifikan.
Ketiga, dari
grafik tersebut dapat kita temukan suatu fenomena yaitu BUMN (Bank Umum Milik
Negara) dan BUSN (Bank Umum Swasta
Negara) memiliki grafik yang lebih fluktuatif dan lebih curam kemiringannya
dibandingkan BJV (Bank Joint Venture)
dan BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang grafiknya lebih landai. Bentuk grafik BUMN dan BUSN yang terlalu
berfluktuatif mencerminkan delta atau perubahan-perubahan yang cukup signifikan
dan tidak stabil sedangkan Bentuk grafik BJV dan BPD lebih stabil perubahannya
dari tahun ke tahun.
Fenomena curamnya kemiringan slope BUMN dan BUSN dari gambaran grafik
tersebut, jika kita amati maka ada kecenderungan signifikan naik atau turunnya
jumlah rekening tabungan masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini menimbulkan
pertanyaan atas latar belakang munculnya fenomena tersebut. Kita dapat
menyoroti dari kebijakan bank BUMN dan BUSN dalam menaikan dan menurunkan
tingkat bunga, maka hal ini sangat berdampak terhadap jumlah kenaikan dan
penurunan rekening tabungan.
Berdasarkan diagram pie telah dijelaskan
sebelumnya mengenai faktor-faktor apa saja yang membuat masyakat lebih banyak
memilih bank BUMN dan BUSN untuk menyimpan dananya. Ketika BUMN dan BUSN karena
alasan terlalu banyaknya uang yang masuk atau cash inflow maka dikhawatirkan menumpuknya uang di bank BUMN tidak
sebanding dengan peminjam dana atau cash
outflow sehingga bank membuat kebijakan menurunkan tingkat bunga sehingga
terjadi penurunan jumlah rekening tabungan yang signifikan. Dan sebaliknya
ketika bank membuat kebijakan untuk menaikan tingkat suku bunga maka terjadi
penurunan grafik yang curam pada tingkat rekening tabungan.
Fenomena pada BJV (Bank Joint Venture) dan BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang grafiknya
lebih landai. Berdasarkan diagram pie telah dijelaskan sebelumnya mengenai
faktor-faktor apa saja yang membuat BJV dan BPD kurang diminati oleh masyarakat
untuk menyimpan dananya. Umumnya, BJV dan BPD memberikan perubahan tingkat
bunga yang cukup stabil yang berbeda
dengan fenomena BUMN dan BUSN yang memiliki sangat banyak rekening tabungan dari masyarakat
sehingga saat terjadi kenaikan atau penurunan bunga tabungan akan sangat
signifikan terhadap minat masyarakatnya.
Khususnya jika disoroti pada BPD yang
mencakup wilayah daerahnya saja sehingga biaya administrasi, tekhnologi
informasi, dan fasilitas yang digunakan cenderung rendah dan otomatis tingkat
bunga bank akan cenderung stabil. Fenomena Pada BJV (Bank Joint Venture) yaitu tingkat kestabilan suku bungan membuat jumlah
rekening tabungan meningkat dengan landai.
Dosen : Dr. Prihantoro
Cara menabung konvensional memang dirasa sudah ketinggalan zaman untuk sekarang ini.. Saya aja akhirnya beralih ke sektor pengembangan uang laternatif seperti p2p lending (danain, misalnya). Bagi yang mau buka wawasan silahkan cek ini.
BalasHapuskeuntungan nabung di p2p lending