Senin, 18 Juni 2012

Revolusi Sektor Jasa

Revolusi Sektor Jasa

Revolusi sektor jasa. Potensi pertumbuhan yang begitu eksplosif biasanya hanya terlihat di sektor manufaktur. Namun, bukan ini persoalannya. Ada bukti bahwa negara-negara dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi di sektor jasa cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara keseluruhan; sebaliknya, negara-negara yang tingkat pertumbuhannya tinggi memiliki tingkat pertumbuhan jasa yang juga tinggi.

Yang pasti, hubungan kausalitas-nya masih belum jelas. Namun, ada pula hubungan positif -yang diterima di negara-negara berkembang- antara tingkat pertumbuhan manu-faktur dan tingkat pertumbuhan secara keseluruhan. Namun, yang kerap terabaikan adalah efek dari tingkat pertumbuhan jasa terhadap agregat pertumbuhan ekonomi terlihat lebih kuat, dibandingkan dengan pengaruh pertumbuhan manufaktur terhadap pertumbuhan secara keseluruhan.

Apalagi, ada kecenderungan dari waktu ke waktu, peran sektor jasa yang lebih tinggi dalam perekonomian menunjukkan pertumbuhan jasa yang lebih tinggi tidak lantas menyebabkan turunnya biaya. Dengan kata lain, ongkos jasa tidak turun seiring dengan meningkatnya suplai jasa.
Porsi jasa di India begitu besar dan pertumbuhan sektor jasanya jauh lebih cepat dibandingkan dengan Cina. Meskipun Cina jauh lebih kaya dan tumbuh lebih cepat dari waktu ke waktu. Hal itu menunjukkan bahwa sektor jasa tidak sekadar merespons permintaan dajam negeri (yang pasti lebih tinggi permintaannya di Cina), tetapi juga berpeluang untuk ekspor.

Pengalaman pertumbuhan di India menunjukkan bahwa revolusi jasa global -jasa yang membuat tingkat pertumbuhan yang cepat dan kemiskinan berkurang- adalah hal yang mungkin. Di India, sektor jasa tidak hanya mendorong pertumbuh-an ekonomi secara keseluruhan, tetapi juga ditandai dengan produktivitas tenaga kerja yang tinggi dibandingkan dengan di sektor industri. Malahan, tingkat pertumbuhan produktivitas di sektor jasa India sepadan dengan pertumbuhan produktivitas di sektor manufaktur Cina, dengan begitu dapat mengurangi kemiskinan dengan kenaikan upah.

Pertumbuhan yang didorong jasa bisa berkelanjutan karena globalisasi jasa yang mencapai lebih dari tujuh puluh persen output global, masih dalam tahap awal perkembangannya. Lebih dari itu, pandangan lama bahwa jasa tidak bisa ditranspor-tasi, tidak bisa diperdagangkan, tidak lagi berlaku untuk penyelenggara jasa nonpersonal modem, yang bisa diproduksi dan diekspor dengan biaya rendah. Negara-negara berkembang bisa mempertahankan tingkat pertumbuhan yang didorong jasa, dengan memberikan perhatian yang besar untuk itu.

Pengalaman India menawarkan harapan bagi negara-negara berkembang lainnya. Proses globalisasi di akhir abad 20 mendorong ke arah perbedaan pendapatan per kapita yang tajam antara negara-negara industri yang masuk ke pasar global dan sekitar enam puluh negara-negara berkembang yang pendapatanper kapitanya stagnan selama sekitar dua puluh tahun. Tampaknya, negara-negara berkembang itu harus menunggu giliran mereka untuk membangun sampai negara-negara industri raksasa seperti Cina menjadi kaya dan sektor manufaktur yang padat modal menjadi tidak kompetitif lagi.

Globalisasi jasa, bagaimanapun, memberikan peluang alternatif untuk negara-negara berkembang untuk menemukan ceruk pasar, di luar manufaktur, tempat mereka bisa mengembangkan spesialisasi dan mencapai tingkat pertumbuhan yang eksplosif seperti negara industri. Ketika jasa sudah diproduksi dan diperdagangkan di seantero dunia seperti globalisasi, kemungkinan setiap negara mengembangkan keunggulan komparatif mereka bisa meningkat. Keunggulan komparatif itu bisa dengan mudah ditemukan pada sektor jasa seperti halnya manufaktur dan pertanian.
Yang dijanjikan revolusi jasa adalah negara-negara tidak perlu menunggu untuk sampai ke tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat. Ada jalan baru yang terbentang.

Menurut Adrian Payne, jasa itu adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangible yang berkaitan dengannya yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang milik tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan . perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memililki atat bisa juga tidak memiliki suatu terkaitan dengan produk fisik.
 
Berdasarkan pengertian diatas, Tjiptono memnyemukakan lima karakeristik utama jasa antara lain :
1)      Intangibility (tidak terwujud)
Jika barang atau benda dapat kita sentuh,  dilihat dan dirasakan. Berbeda halnya dengan jasa karna jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud oleh karna itu apabila kita menerima jasa kita tidak bisa mengetahui kualitas apa dan bagaimana yang akan diterima konsumen sebelum jasa itu kita konsumsi atau gunakan.

2)      Inseparability (tidap dapat dipisahkan)
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan , dengan keikutsertaan konsumen dalam proses tersebut berarti konsumen harus berada ditempat jasa yang diminta. Sehingga konsumen dapat melihat serta ikut andil dalam produksi  tersebut.

3)      Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variable karna merupakan non-standarized output yang artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini diakibatkan karna jasa mengikutsertakan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsimya yang cenderung tidak bisa terprediksi  dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perrilaku.

4)      Perishability (tidak tahan lama)
Jasa bersifat tidak tahan lama dan tidak bisa disimpan. Karna jasa tidak mungkin untuk persediaan yang arinya jasa tidak bisa jual kembali kepada orang lain atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana kita membelinya.

5)      Lack of Ownership
Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.  Pada kasus pembelian barang si pembeli memilki hak penuh atas kemanfaatan dan penggunaan barang yang dibeli. Si pembeli juga dapat memakai  secara terus-menurus dan dapat disimpan atau bahkan menjualnya lagi kepada orang lain. Tapi pada kasus pembelian jasa pelanggan hanya memiliki akses personal atas suatu jasa pada jangka waktu yang terbatas misalnya : pendidikan, jasa  penerbangan, kamar hotel  dll.


Refensi :
- Wikipedia
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar