Revolusi Sektor Jasa
Revolusi sektor jasa.
Potensi pertumbuhan yang begitu eksplosif biasanya hanya terlihat di
sektor manufaktur. Namun, bukan ini persoalannya. Ada bukti bahwa
negara-negara dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi di sektor jasa
cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara
keseluruhan; sebaliknya, negara-negara yang tingkat pertumbuhannya
tinggi memiliki tingkat pertumbuhan jasa yang juga tinggi.
Yang pasti, hubungan kausalitas-nya masih belum jelas. Namun, ada pula hubungan positif -yang diterima di negara-negara berkembang- antara tingkat pertumbuhan manu-faktur dan tingkat pertumbuhan secara keseluruhan. Namun, yang kerap terabaikan adalah efek dari tingkat pertumbuhan jasa terhadap agregat pertumbuhan ekonomi terlihat lebih kuat, dibandingkan dengan pengaruh pertumbuhan manufaktur terhadap pertumbuhan secara keseluruhan.
Apalagi, ada kecenderungan dari waktu ke waktu, peran sektor jasa yang lebih tinggi dalam perekonomian menunjukkan pertumbuhan jasa yang lebih tinggi tidak lantas menyebabkan turunnya biaya. Dengan kata lain, ongkos jasa tidak turun seiring dengan meningkatnya suplai jasa.
Porsi jasa di India begitu besar dan pertumbuhan sektor jasanya jauh lebih cepat dibandingkan dengan Cina. Meskipun Cina jauh lebih kaya dan tumbuh lebih cepat dari waktu ke waktu. Hal itu menunjukkan bahwa sektor jasa tidak sekadar merespons permintaan dajam negeri (yang pasti lebih tinggi permintaannya di Cina), tetapi juga berpeluang untuk ekspor.
Pengalaman pertumbuhan di India menunjukkan bahwa revolusi jasa global -jasa yang membuat tingkat pertumbuhan yang cepat dan kemiskinan berkurang- adalah hal yang mungkin. Di India, sektor jasa tidak hanya mendorong pertumbuh-an ekonomi secara keseluruhan, tetapi juga ditandai dengan produktivitas tenaga kerja yang tinggi dibandingkan dengan di sektor industri. Malahan, tingkat pertumbuhan produktivitas di sektor jasa India sepadan dengan pertumbuhan produktivitas di sektor manufaktur Cina, dengan begitu dapat mengurangi kemiskinan dengan kenaikan upah.
Pertumbuhan yang didorong jasa bisa berkelanjutan karena globalisasi jasa yang mencapai lebih dari tujuh puluh persen output global, masih dalam tahap awal perkembangannya. Lebih dari itu, pandangan lama bahwa jasa tidak bisa ditranspor-tasi, tidak bisa diperdagangkan, tidak lagi berlaku untuk penyelenggara jasa nonpersonal modem, yang bisa diproduksi dan diekspor dengan biaya rendah. Negara-negara berkembang bisa mempertahankan tingkat pertumbuhan yang didorong jasa, dengan memberikan perhatian yang besar untuk itu.
Pengalaman India menawarkan harapan bagi negara-negara berkembang lainnya. Proses globalisasi di akhir abad 20 mendorong ke arah perbedaan pendapatan per kapita yang tajam antara negara-negara industri yang masuk ke pasar global dan sekitar enam puluh negara-negara berkembang yang pendapatanper kapitanya stagnan selama sekitar dua puluh tahun. Tampaknya, negara-negara berkembang itu harus menunggu giliran mereka untuk membangun sampai negara-negara industri raksasa seperti Cina menjadi kaya dan sektor manufaktur yang padat modal menjadi tidak kompetitif lagi.
Globalisasi jasa, bagaimanapun, memberikan peluang alternatif untuk negara-negara berkembang untuk menemukan ceruk pasar, di luar manufaktur, tempat mereka bisa mengembangkan spesialisasi dan mencapai tingkat pertumbuhan yang eksplosif seperti negara industri. Ketika jasa sudah diproduksi dan diperdagangkan di seantero dunia seperti globalisasi, kemungkinan setiap negara mengembangkan keunggulan komparatif mereka bisa meningkat. Keunggulan komparatif itu bisa dengan mudah ditemukan pada sektor jasa seperti halnya manufaktur dan pertanian.
Yang dijanjikan revolusi jasa adalah negara-negara tidak perlu menunggu untuk sampai ke tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat. Ada jalan baru yang terbentang.
Menurut Adrian Payne,
jasa itu adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai
atau manfaat) intangible yang berkaitan dengannya yang melibatkan
sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang milik tetapi tidak
menghasilkan transfer kepemilikan . perubahan dalam kondisi bisa saja
muncul dan produksi suatu jasa bisa memililki atat bisa juga tidak
memiliki suatu terkaitan dengan produk fisik.
Berdasarkan pengertian diatas, Tjiptono memnyemukakan lima karakeristik utama jasa antara lain :
1) Intangibility (tidak terwujud)
Jika
barang atau benda dapat kita sentuh, dilihat dan dirasakan. Berbeda
halnya dengan jasa karna jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud oleh
karna itu apabila kita menerima jasa kita tidak bisa mengetahui kualitas
apa dan bagaimana yang akan diterima konsumen sebelum jasa itu kita
konsumsi atau gunakan.
2) Inseparability (tidap dapat dipisahkan)
Jasa
umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan , dengan
keikutsertaan konsumen dalam proses tersebut berarti konsumen harus
berada ditempat jasa yang diminta. Sehingga konsumen dapat melihat serta
ikut andil dalam produksi tersebut.
3) Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa
bersifat variable karna merupakan non-standarized output yang artinya
banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa, kapan
dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini diakibatkan karna jasa
mengikutsertakan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsimya
yang cenderung tidak bisa terprediksi dan cenderung tidak konsisten
dalam hal sikap dan perrilaku.
4) Perishability (tidak tahan lama)
Jasa
bersifat tidak tahan lama dan tidak bisa disimpan. Karna jasa tidak
mungkin untuk persediaan yang arinya jasa tidak bisa jual kembali kepada
orang lain atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana kita
membelinya.
5) Lack of Ownership
Merupakan
perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada kasus pembelian barang si
pembeli memilki hak penuh atas kemanfaatan dan penggunaan barang yang
dibeli. Si pembeli juga dapat memakai secara terus-menurus dan dapat
disimpan atau bahkan menjualnya lagi kepada orang lain. Tapi pada kasus
pembelian jasa pelanggan hanya memiliki akses personal atas suatu jasa
pada jangka waktu yang terbatas misalnya : pendidikan, jasa
penerbangan, kamar hotel dll.
Refensi :
- Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar